Selasa, 17 Maret 2015

SABBATH


“tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru:”

Yesaya 40:31

Gembala Sidang kita Bpk. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo selalu memperkatakan: “Double Sabbath,” suatu istilah yang Tuhan berikan untuk GBI Gatot Subroto melalui Gembala Sidang kita. “Double Sabbath” itu sangatlah penting bagi kita menjelang kedatangan-Nya yang kedua kali.
PENGERTIAN SABBATH
Arti Sabat atau Shabbath dalam bahasa Ibrani adalah “Istirahat”  atau “Berhenti Bekerja.”  Sabath dalam bahasa Inggris adalah Sabbath, dalam bahasa Arab adalah As-Sabt dan dalam bahasa Indonesia adalah Sabtu. Hari Sabat adalah hari istirahat setiap Sabtu dalam Yudaisme, dan Hari Sabat dirayakan dari saat sebelum matahari terbenam pada hari Jumat hingga tibanya malam pada hari Sabtu. Dari kata ini pula muncul konsep “Sabatikal,”yaitu berhenti bekerja pada Sabat. Orang Yahudi menganggap peringatan Sabat ini, sebagai hari ke-7 setiap minggu, tidak terputus sejak ditetapkan saat Allah menciptakan alam semesta, di mana manusia diciptakan pada hari ke-6.
Kejadian 2:2-3, “Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.”
Itulah Sabbath atau Sabat suatu ‘hari perhentian’ ; ‘berhenti’ dan beristirahat dari segala aktifitas. Mengapa kita harus Sabath?


Kamis, 23 Mei 2013

Tetap Bersyukur dan Bersukacita Dalam Situasi Sulit

Ayat bacaan: Mazmur 52:11
======================
"Aku hendak bersyukur kepada-Mu selama-lamanya, sebab Engkaulah yang bertindak; karena nama-Mu baik, aku hendak memasyhurkannya di depan orang-orang yang Kaukasihi!"

Ada sebuah kalimat yang pernah saya baca bunyinya begini. "Rasa sakit itu sifatnya pasti, namun menderita itu adalah pilihan". Coba renungkan baik-baik perkataan ini. Kita memang tidak bisa menghindari berbagai rasa sakit untuk mendera kita pada saat-saat tertentu, apakah itu rasa sakit secara fisik atau psikis seperti sakit hati, kecewa, patah hati, sedih dan sebagainya. Tapi apakah kita menderita karenanya, itu dikatakan sebagai sebuah pilihan alias optional. Kedagingan kita memang membuat kita harus merasakan rasa sakit dan itu tidak bisa kita anggap tidak ada, tetapi kita bisa memilih apakah kita harus dikuasai rasa menderita atau tetap bersukacita, karena itu semua tergantung keputusan kita dalam menyikapinya.

Saya ingat seorang hamba Tuhan di gereja saya dan sekarang sudah kembali ke rumah Bapa. Di saat-saat terakhir masa hidupnya ia ternyata masih setia melayani di gereja. Meski kondisinya terlihat semakin menurun, wajahnya tetap menyiratkan sukacita dan tetap tersenyum dan memuji Tuhan kepada setiap orang yang menyalamnya. Apa yang ia hadapi pada waktu itu bukanlah penyakit ringan, melainkan penyakit serius yang akan membuat siapapun yang mengalami akan merasa kehilangan harapan, yaitu kanker. Penyakit yang ia derita membuatnya harus bolak balik ke Singapura pada waktu itu untuk menjalani kemoterapi. Dari hasil pemeriksaan terakhir, diketahui bahwa kankernya sudah meluas dan menyebar ke beberapa bagian tubuh. Itu sangat berat. Tapi lihat bagaimana beliau masih terus setia melayani dengan penuh sukacita. Wow, itu luar biasa! Dia terus bersaksi bahwa Tuhan itu baik. Ia berkata bahwa ia tetap percaya Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik kepadanya dan keluarga, dan Tuhan pun akan selalu menguatkan dirinya untuk tetap teguh dalam pelayanan. Ketika sebagian orang sudah menyerah, putus asa dan tidak lagi memiliki hasrat untuk melakukan apapun, ia tetap setia tampil di depan melakukan pekerjaan Tuhan. Ini sebuah sikap yang sungguh mengagumkan. Saya terharu dan merasa sangat diberkati lewat sikap beliau. Sakit atau tidak, ia tetap tampil seperti tanpa beban. Ia tetap bersukacita, ia tetap tersenyum, meski apa yang sedang ia derita sangatlah serius. Mengingat masa-masa akhir beliau membawa saya kembali kepada ayat-ayat dalam kitab Mazmur yang berasal dari keteguhan iman Daud. Daud tidak pernah berhenti untuk bersyukur dalam kondisi separah apapun.

Talenta dan Cakap

Ayat bacaan: Amsal 22:29
===================
"Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina."


"Anak saya tampaknya punya bakat musik.." demikian kata teman saya mengenai anaknya yang masih berusia 6 bulan. Di usia sedemikian kecil ternyata bakat sudah mulai terlihat. Si bayi sangat suka mendengar musik. Ia akan tersenyum bahkan mengeluarkan suara seperti sedang bernyanyi sambil menggoyang-goyangkan kaki dan terkadang tangannya. Itu terjadi hampir setiap kali ia mendengar lagu, sehingga sang ayah bisa mengetahui bahwa anaknya memiliki ketertarikan istimewa terhadap musik. Tapi meski demikian, bisakah ia langsung menjadi penyanyi atau musisi tanpa pernah belajar? Setelah belajar, apakah mereka bisa langsung sukses atau harus terus berlatih dengan tekun agar kemampuannya bisa terasah baik? Tentu saja, sehebat-hebatnya talenta yang dihadiahkan, kita harus tetap mengasah dan melatih agar apa yang dipercayakan Tuhan kepada kita itu bisa berbuah dan selanjutnya bisa memberkati banyak orang.

Adalah penting untuk mencari tahu atau mengenali talenta-talenta yang sudah disediakan Tuhan dalam hidup kita, tapi tidak kalah penting pula untuk menyadari bahwa anda tidak akan bisa berbuat banyak tanpa terlebih dahulu mengolah talenta atau keahlian-keahlian khusus yang telah Dia berikan. Talenta seringkali hadir dalam bentuk "raw material" yang masih harus lebih dulu diasah agar bisa menghasilkan potensi luar biasa. Kita perlu terlebih dahulu memeriksa dengan seksama apa sebenarnya yang telah Tuhan sediakan bagi kita, berdoa untuk mengetahui apa yang menjadi rencana Tuhan sesungguhnya untuk kita masing-masing. Setiap orang punya panggilan masing-masing sesuai dengan talenta-talenta yang telah disediakan sejak semula. Agar bisa berbuah, kita harus serius dalam mengolahnya. Mengetahui, mengasah, mengembangkan dan mempergunakan potensi yang ada untuk mencapai kesuksesan sehingga mampu memberkati orang lain dan memuliakan Tuhan dalam setiap yang kita lakukan, itulah singkatnya point yang harus kita perhatikan.

Tuhan tidak pernah menginginkan kita untuk menjadi orang yang bekerja setengah-setengah. Tuhan tidak menginginkan kita untuk menjadi orang yang biasa-biasa saja. Jika anda terus mengasah potensi yang ada dalam diri anda, mengasah keterampilan, bakat atau kemampuan-kemampuan khusus dalam diri anda dan dengan sungguh-sungguh mempergunakannya, maka anda akan tampil menjadi orang-orang yang cakap di bidangnya. Itulah yang Tuhan inginkan. Seperti itulah kita seharusnya, menjadi orang-orang yang cakap di bidang masing-masing.

Senin, 07 Januari 2013

Jatake Christmas Celebration

Different, Unity And Love

  
Natal Bersama GBI Jatake tanggal 25 des 2012 bertemakan  Different, Unity And Love dimeriahkan oleh penampilan drama musical dari team sekolah minggu, dewasa muda, GBI STPI Curug dan Creative Ministry GBI Jatake. tidak kalah meriahnya dalam natal ini semua jemaat bahkan pengerja memakai seragam kotak"
oh yah.., masih banyak juga loh acara dalam natal tersebut hehe... 
tapi yang pastinya kita merayakan natal untuk memperingati hari kelahiran Tuhan Yesus di dunia. 
Yohanes 3:16 



Tuhan Yesus memberkati...    

Tahun Pemulihan

Ayat bacaan: Yoel 2:23
=============
"Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu."

Semakin jauh anda salah jalan, semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk sampai. Ini mungkin tidak begitu terasa jika anda tinggal di kota kecil, tapi cobalah salah jalan di Jakarta atau kota-kota besar lainnya, maka akan sangat repot jadinya. Ketika saya bertugas di Jakarta beberapa waktu lalu, saya sempat mengalami hal itu. Tempat untuk memutar dibawah jalan layang secara tidak sengaja terlewati begitu saja, dan akibatnya saya harus mencari tempat putaran lain yang ternyata sangat jauh letaknya dari yang pertama. Mungkin ada 2 km jauhnya. Situasi bertambah parah karena saya pun terjebak macet disana. Akibatnya saya sampai di tempat tujuan telat 2 jam, dan itu hanya karena masalah sepele saja.